FIVE PEOPLE YOU MEET IN HEAVEN BY MITCH ALBOM
LIMA ORANG YANG DITEMUI DI SURGA
Oleh : Vivin Yukhadin
bianglala
Aku akan memulainya dari kalimat terakhir dari buku ini, “Bahwa
setiap kehidupan mempengaruhi kehidupan berikutnya, dan kehidupan berikutnya
itu mempengaruhi kehidupan berikutnya lagi, dan bahwa dunia ini penuh dengan
kisah-kisah kehidupan, dan semua kisah kehidupan itu adalah satu.”
Siapa yang menyangka seseorang yang biasa-biasa saja, pria
tua yang terjebak dalam kehidupan membosankan seumur hidupnya, yang memiliki kisah
hidup tragis dan penuh kepahitan yang Ia simpan rapat di relung hatinya, tiba-tiba
meregang nyawa di tempat dan waktu yang tidak pernah Ia bayangkan sebelumnya.
Iya, Dia adalah Eddie seorang Kepala Pemelihara di taman bermain bernama Ruby
Pier atau anak-anak senang memanggilnya dengan Eddie Maintanance seperti
yang tertulis di baju kerjanya.
Di suatu siang Ia menutup usianya karena salah satu wahana
taman bermain rusak, wahana bermain itu terjun bebas menimpa dirinya. Tidak
pernah Ia tahu bahwa akhir adalah awal mula. Akhir adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya
di dunia, dan akhir juga mempertemukan Ia dengan lima orang yang sudah menunggunya
di “Surga”. Kelima orang itu bahkan ada yang Eddie tidak kenal, tapi kisahnya sama
dengan kaliamat pembukaan pada tulisan ini, “Dunia ini penuh dengan kisah-kisah
kehidupan dan semua kisah kehidupan itu adalah satu” bahwa Kita adalah satu
kesatuan dengan yang lain, bahwa hidup kita mungkin saja berkaitan secara tidak
langsung dengan kehidupan orang lain.
Orang pertama yang ditemui Eddie di alam baka adalah Si Orang
Biru, Ia adalah salah satu anggota kelompok orang aneh yang ada di wahana taman
bermain di Ruby Pier, kulitnya biru karena semasa remaja Ia kerap
meminum nitrat, yang dikatakan kepadanya itu akan menyembuhkan penyakit nervous-nya.
Si Orang Biru itu mengajarkan Eddie tentang kematian adalah kehidupan untuk
orang lain. Tidak ada yang terjadi
secara acak kita semua saling terhubung.
Orang kedua adalah seorang veteran perang, Eddie memanggilnya
dengan sebutan Kapten. Eddie sempat pergi berperang ke Filipina di bawah panji
Amerika yang agung, tidak pernah disangka Eddie, insiden peluru nyasar di kakinya
saat di Filipina adalah ulah Si Kapten. Setelah Eddie diterbangkan Kembali ke
negaranya ternyata kapten dan dua orang temanya tewas karena ranjau darat yang
tidak sengaja diinjak Si Kapten. Pelajaran Eddie adalah tentang pengorbanan. Kapten
mengorbankan kaki Eddie ditembak agar Eddie bisa pulang dan tidak perlu ikut
berperang, tidak harus mati sia-sia di medan perang. Luka bisa sembuh tapi
nyawa tidak bisa digantikan jika sudah terlepas.
Orang ketiga adalah istri pemilik pertama taman bermain Ruby
Pier, ia mengisahkan tentang ayah Eddie, betapapun ayahnya keras dan tidak
adil di mata Eddie, tapi ayahnya sangat cinta dengan keluarganya pun cinta
dengan Eddie.
Orang keempat adalah Marguerite istrinya sendiri. Ia memberikan
pelajaran tentang ketulusan dan arti cinta sejati. Cinta meskipun Ia sudah
tiada, ia masih bisa dirasakan dari dalam hatinya dan kenangannya. Aku sungguh
salut dengan Marguerite, ia tidak pernah protes terhadap hidup yang ia jalani,
kehidupan yang biasa-biasa saja, ia selalu setia disamping Eddie apapun kondisi
Eddie, selalu tersenyum dan merayakan ulang tahun Eddie setiap tahun.
Orang terakhir yang Eddie temui di alam baka adalah Tala, ia
memberikan pelajaran tentang inti kehidupan Eddie, kenapa Ia terjebak di Ruby
Pier, kenapa Ia tidak pernah pergi ke mana-mana, kenapa Ia hanya menjadi
seorang juru rawat wahana taman bermain sedang kakaknya hidup nyaman di
komdominium Florida Bersama anak dan cucunya.
Tala memberi tahu Eddie bahwa hidupnya berakahir di tangan
Eddie, Eddie yang membunuh Tala di insiden pembakaran lumbung saat perang di
Filipina. Eddie bekerja seumur hidupnya di taman bermain adalah karmanya karena
merenggut hidup anak kecil yang tidak berdosa, saat Ia bekerja di taman bermain
banyak anak yang akan senang menaiki komidi putar dengan nyaman dan aman, semua
itu berkat Eddie yang tanpa kenal lelah bekerja memperbaiki wahana yang rusak
dan menjaganya tetap berjalan. Itu adalah sebuah kebaikan untuk orang lain, pun
kebaikan untuk Eddie sendiri.
Pada buku ini, sebenarnya penulis ingin menyampaikan bahwa
hal yang kecil, hal yang tidak ada artinya di sisi kita terkadang sangat besar
artinya untuk orang lain. Kehidupan kita mungkin saja berkaitan dengan orang
lain, tanpa kita sadari, dan mungkin dengan keberadaan kita dapat membantu dan bermanfaat
untuk orang lain.
Setiap kehidupan yang kita jalani di dunia ini sudah digariskan
Tuhan, sudah ditakar Tuhan dengan adil. Bagaimana kita lahir, tumbuh, semua
sudah dalam porsinya, tidak ada yang terlalu besar dan terlalu kecil, tidak ada
yang sia-sia di hidup ini, semua ada tujuanya semua ada maknanya jika kita mau
merenunginya. Tidak semua hal diukur dari banyak sedikitnya yang bisa didapat
tapi bagaimana kita mensyukuri hal-hal baik, hal-hal menyenangkan yang terjadi
di hidup kita.
Ah, Sudah lama tidak membaca buku karena kesibukan, dan buku
ini sangat menarik untuk dibaca.
Kutipan-kutipan yang aku suka dari buku ini :
Hal. 52
“Bahwa tidak ada kejadian yang terjadi secara acak. Bahwa kita semua saling berhubungan. Bahwa Kau tidak bisa memisahkan satu kehidupan dari kehidupan lain, sama seperti kau tidak bisa memisahkan embusan udara dari angin”
Hal. 53
“Keadilan tidak mengatur persoalan hidup dan mati. Kalau keadilan
yang mengatur, tidak akan ada orang baik yang mati muda”
Hal. 95
“Kematian? Bukan akhir dari segalanya. Kita mengiranya begitu.
Tapi apa yang terjadi di dunia hanya permulaan"
Hal. 97
“Kau belum mengerti. Pengorbanan adalah bagian dari
kehidupan. Harusnya begitu. Bukan sesuatu untuk disesali. Tapi sesuatu untuk
didambakan. Pengorbanan kecil, Pengorbanan besar. Seorang Ibu bekerja keras
agar anaknya bisa sekolah. Seorang anak perempuan pindah rumah untuk merawat
ayahnya yang sakit”
“Justru di situlah intinya. Kadang-kadang kalua kau mengorbankan sesuatu yang berharga. Kau tidak sungguh-sungguh kehilangan itu. Kau hanya meneruskannya pada orang lain”
Hal. 108
“Semua orang tua merusak anak-anak mereka. Tak bisa dihindari.
Anak-anak, seperti gelas cair, mengikuti bentuk yang dibuat oleh pencetak
mereka. Sebagian orang tua membuat buram, Sebagian membuat retak, Sebagian lagi
meremukkan masa kecil menjadi pecahan-pecahan yang tak mungkin lagi diperbaiki”
Hal. 116
“Kau mendapat kedamaian setelah kau berdamai dengan dirimu
sendiri”
Hal. 127
“Setiap hari kita berjalan melewati tempat-tempat yang tak
akan ada kalau bukan orang-orang yang lahir sebelum kita. Tempat kerja kita,
tempat kita menghabiskan banyak waktu kita—kita sering berpikir bahwa semua
bermula dari saat kita tiba. Itu tidak benar”
Hal. 179
“Cinta yang hilang tetap cinta, Eddie. Hanya bentuknya saja
yang berbeda. Kau tidak bisa melihat senyumnya, atau membawakannya makanan, atau
mengacak-acak rambutnya, atau berdansa dengannya. Tapi Ketika indra-indra itu
melemah, indra-indra lain menguat. Kenangan.”
daftar pustaka
Albom,
Mitch.2005. Meniti Bianglala; Alih Bahasa: Andang H. Sutopo. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
![]() |
aku dan bianglala |
Komentar
Posting Komentar